Sabtu, 16 Januari 2010

Abuse of Sense



Saat perang dunia masih berlanjut dipertemukannya kembali antara KRI.Diponegoro dan KM.Airlangga, mereka berdua berasal dari kota yang sama, namun karena ada pembagian tugas, pada 5 bulan yang lalu mereka berpisah. Mereka dipertemukan di kota asal mereka yakni Atlas. KRI.Diponegoro yang rencananya akan dikubur benamkan oleh KRI. Airlangga karena "abuse of sense", merasa hal itu merupakan hal yang luar biasa bagi pejuan Diponegoro, hal itu mungkin saja dengan dukungan dari Kapten kapal yang berkarisma KRI.Airlangga dapat menang telak,

Akan tetapi KRI Diponegoro yang tak bersenjatakan apa-apa mengahadapi ketidakmungkinan menang dengan mawas diri. Dia sadar bahwa peluru kemenangannya masih disimpannya erat erat, peluru inilah yang nantinya akan membuka mata penghuni lautan. sebagaimana besarnya rahasia yang telah dijaganya selama ini.
KRI Diponegoro menolak untuk beradu senjata, dia lebih memilih keselamatan prajurit di dalamnya, yang diharapkannya dia beserta prajurit bisa selamat dari dinginnya lautan Atlas.

Penjelasan dingin yang disampaikan KRI. Diponegoro melalui sandi sandi morse tak juga dipahami oleh Kapten, Kapten tetap bersikeras, ingin tahu seberapa besar peluru mutahir yang disimpan oleh lawannya tersebut. tingginya ombak semakin memicu kemarahan kapten. satu serangan yang dilancarkan oleh KRI.Airlangga berhasil membakar ruang mesin 1 dari KRI.Diponegoro, tak kuat menahan derasnya jilatan api,kapal mengalami "trim by bow" yang mengakibatkan buritan kapal terangkat dan akhirnya hull of ship terbelah menjadi dua. hampir tidak ada lagi harapan bagi KRI.Diponegoro untuk menang jika setelah ini menerima serangan kedua dari KRI. Airlangga beserta Kaptennya.

Ternyata benar,mereka tidak memberikan waktu bagi KRI. Diponegoro untuk menghela nafas untuk menyelamatkan isi kapal, bidikan sudah terkunci. Rudal bernomor seri DD160991Y berhasil meleburkan semuanya hingga tak tersisa, bahkan lautan yang biru dimana disitu tumbuh biota laut ikut terseret arus kekejamannya, semuanya luluh lantah, dan dapat diperkirakan lautan Atlas tidak akan tumbuh bibit bibit mahluk hidup baru selamanya, karena pengaruh radiasi rudal nano tech.

Mengetahui atas kemenangannya, kemudian kapten membakar semua galangan , pelabuhan yang berada di pantai Atlas, bahkan rumah penduduk tak lepas dari bidikannya.

saat meninggalkan tempat yang hancur itu KRI.Airlangga mendapati selongsongan super amunisi yang didalamnya tak ditemukan serbuk mesiu, namun ada yang aneh, di dalamnya berisi tentang masa depan, tentang perdamain, tentang persahabatan dan kasih sayang,semua ditorehkan dalam lukisan dan langkah puisi..Di lautan yang mengiringinya pulang, KRI. Airlangga terus menerjemahkan apa maksud ucapan dari KRI. Diponegoro sebelum sesaat diluluh lantahkan, dengan pesan yang ada di dalam selongsong super amunisi.selonsong ini seperti kotak hitam bagi KRI.Diponegoro

Ternyata selama ini Legenda KRI.Diponegoro merebut kemenangan diberbagai wilayah tak satupun amunisi aktif yang selalu melindunginya, KRI, Airlangga mulai sadar, ternyata selama ini lawanku adalah Legenda yang luar biasa, legenda yang sulit untuk diterjemahkan, dia pandai menyimpan perasaan di dalam Pesan kehidupan, dia menentang kemenangan dengan perang.Dia menentang aturan aturan yang hanya berdasar pada emosi.

Kesempatan mengungkapkan baginya adalah ketika semua sudah selesai untuk di tunaiakan, namun kali ini tugas dia tak sampai untuk diselesaikan dan alam yang mengambil alih.

satu pesan, bahwa ksatria yang telah membuka benda ini, maka hanyutkanlah kapal kayu kecil ini, kembangkan , dan tiup layarnya ke arah utara.

lantas bagaimana dengan sang Kapten?, entahlah dia tampak lelah karena saking senangnya telah menaklukakan KRI.Diponegoro.hanya dengan dua serangan tak berarti.