Minggu, 18 Juli 2010

Navalisme of The Young Admiral John Lie

Oleh: Mayor (P) Salim, Komandan KRI Untung Suropati - 872, Anggota Dewan Penasehat Harian TANDEF
disadur dari http://www.tandef.net/jiwa-navalisme-laksamana-muda-john-lie


image by:firmanbudi.wordpress.com

"Jangan menjadikan bangsa ini menjadi jongos di negara lain, jongos di kapal-kapal niaga asing...Jadilah bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut, menandingi irama gelombang lautan itu sendiri." (Presiden Soekarno)

Sayangnya, ucapan dan visi navalisme Bung Karno tersebut kandas membentur karang samudera pada masa pemerintahan Presiden selanjutnya yaitu Soeharto yang ketika melantik Kasal di awal 70-an berkata, "Indonesia membutuhkan AL yang kuat, tapi nanti."

Pertanyaanya, nantinya itu kapan? Tenggelamnya visi navalisme ini turut berkontribusi pada lemahnya kondisi kekuatan laut kita dewasa ini. Salah satu cara untuk menggerogoti Angkatan Laut adalah tidak memperkenalkan pahlawan-pahlawan bangsa yang berjuang di samudera. Wajar saja apabila bangsa ini ditanya siapa pahlawan dari Angkatan Laut, maka mulai dari anak SD, SMP hingga SMA akan menjawab hanya satu orang saja, yakni Komodor Yos Soedarso. Adakah yang kenal Wiratno, Memet Sastra Wirya, Sutedi Senodiputra, puluhan atau bahkan ratusan pahlawan Angkatan Laut lainnya?

Figur kepahlawanan Angkatan Laut pun banyak yang sirna bak ditelan gelombang lautan beserta riaknya, salah satunya adalah Laksamana Muda John Lie, yang hilang namanya setelah Orde Baru. Tidak sedikit yang belum mengetahui sosok beliau sekalipun dari anggota Angkatan Laut. Setelah upaya browsing dan membaca beberapa literatur, Penulis mencoba untuk menuangkan kembali peranan Laksamana Muda John Lie dalam merebut dan mengisi kemerdekaan RI.

Pernahkah kita mengenal pahlawan kita ini semenjak di bangku SD, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi, sebagaimana kita mengenal Supriyadi dari Blitar, Bung Toha dari Bandung, Bung Tomo dari Surabaya dan masih banyak lagi pahlawan yang sudah terpatri di otak kita sejak anak–anak?

John Lie yang lahir dari keluarga Tionghoa di Manado 9 Maret 1911 ini awalnya merupakan mualim pada pelayaran niaga milik Belanda, Koninklijke Paketvaart Maatchappij (KPM), yang kemudian bergabung dengan ALRI. Pada masa John Lie bertugas di Cilacap, beliau berhasil membersihkan ranjau yang ditanam oleh Jepang untuk menghalau pasukan sekutu, sehingga atas jasanya ini, pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor. Dengan menggunakan kapal motor cepat bernama "The Outlaw", dengan gagah beraninya beliau menembus blokade laut yang dilakukan AL Belanda di sekitar perairan Selat Malaka. Antara kurun waktu 1947 hingga 1949, John Lie berhasil memasok sejumlah besar senjata, amunisi dan obat-obatan kepada para pejuang dan rakyat di Sumatera. Berkat keberaniannya tersebut, "The Outlaw" dijuluki Radio BBC Inggris sebagai "The Black Speedboat" karena kemampuannya beroperasi di malam hari tanpa penerangan dan tidak pernah tertangkap Belanda. Paling sedikitnya sebanyak 15 kali John Lie berhasil melakukan operasi menembus Blokade Belanda.

Semangat Patriotisme

"Siapakah orang pribumi dan non pribumi itu? Orang pribumi adalah orang–orang yang jelas–jelas membela kepentingan negara dan bangsa. Sedangkan non pribumi adalah adalah mereka yang suka korupsi, suka pungli, suka memeras dan melakukan subversi. Mereka itu sama juga menusuk kita dari belakang. Pada hakikatnya mereka tidak mementingkan apalagi membela nasib bangsa kita. Mereka adalah pengkhianat–pengkhianat bangsa. Jadi soal pribumi dan non pribumi bukannya dilihat dari suku bangsa dan keturunan melainkan dari sudut pandang kepentingan siapa yang mereka bela." Pendapat tersebut diungkapkan oleh seorang anak bangsa Laksamana Muda John Lie yang melalui Keputusan Presidium Kabinet No.127/U/Kep/12/1966 dirubah namanya menjadi Jahja Daniel Dharma.

Jiwa nasionalismenya tumbuh seperti apa yang dikatakan Lie dalam majalah LIFE, 26 Oktober 1949:

"When I was a boy, Lie says, "I did wrong. The Lord told me to move on, and I went to the sea. I spent 15 years on Dutch sailing between Durban and Shanghai. But I saw Dutch did wrong, so once again I moved on. I went to the Holy Land. The Gold told me to go home and help make Indonesia a Garden of Eden." It is this that keeps Lie shuttling back and forth on his dangerous voyage, running in arms and bringing out raw materials such as rubber to pay for them.

Selanjutnya Roy Rowan dalam majalah tersebut mengatakan:

His stand recalled the basic government, which begun shortly after the war ended in the Pacific, over whether the Dutch were imposing a trade restriction or a blockade againts Indonesia. Believeng the Dutch were trying to struggle Indonesian Independence, Lie begun his smuggling career. He prays that his country will some day be transformed from "wild jungle" into a "Garden of Eden". But he declares vehemntly "there can be no Dutchmen in a Garden of Eden".

John Lie berpikir, seandainya nanti Indonesia diserang siapa yang akan membela? Siapa lagi kalau bukan putra putrinya! Oleh karena itu beliau sempatkan belajar di Singapura untuk: belajar dari Royal Navy tentang pengamanan dan penyapuan ranjau, belajar taktik pertempuran laut dengan mengingat kembali Perang Dunia II yang meliputi: peranan dan tugas dalam logistic ship, taktik perang laut dimana beliau juga menanamkan pentingnya indonesia memiliki kapal–kapal yang bisa digunakan untuk bergerilya di lautan, serta belajar bergaul dan bersahabat dengan tujuan untuk mempertahankan kemerdekaan RI yang dapat menggugah semangat para pemuda untuk bersukarela berjuang melawan penjajah.

Selasa, 13 Juli 2010

Gambar Kapal & Balon Zappelin

beberapa waktu yang lalu terlahir sekumpulan harta yang berasal dari tangan sang pemuda, namun sekarang harta yang dititipkankannya kepada seorang gadis dengan harapan terus bisa membuatnya tersenyum,malah semuanya raib tak berbekas.

Semua sudah dimaafkan semua kesalahan sudah diampuni oleh pemuda itu. namun kini sang pemuda tidak bisa lagi melihatnya si gadis tersenyum dari balik kiloan meter.

sekarang Sang pemuda ingin membalik keadaan yang dulu., pemuda ini ingin giliran si gadis yang melihat dirinya tetap tesenyum walau tak lagi di dekatnya. Sang pemuda ingin memiliki 2 gambar yang belum pernah dilihatnya dari gadis itu.,yakni Gambar balon Zappelin dengan keanekaragaman warnanya dan gambar kapal yang benar benar buatannya sendiri,dengan harapan si gadis bisa belajar menggambar.,

nb. pemanasan nggambar organ tubuh yang rumit.

Sabtu, 10 Juli 2010

GIVING

ada satu pekerjaan rumah yang dikasih Mas,Mohamad Ansori kepada aku, karena jawaban aku yang kurang memuaskan hatinya, "Sudahkah kamu dalam tiap harinya memberikan potensi yang kamu miliki kepada orang yang membutuhkannya?, jawabku polos,"Belum", nha gimana lagi aku memang merasa belum bisa mencari harta sendiri.,.dan disini aku juga tak menjabat sebagai orang yg berpangkat.dan tenaga yang kumiliki entah apakah sdh ku pergunakan untuk meolong orang" hanya Allah yang Tahu

kemudian aku membandingkan apakah layak jika aku telah melaksanakan PR dari Mas Ansori , kemudian aku menceritakannya di lingkaran majelis Mentoring"..Semua ini menjadi dilema yang sulit aku pecahkan".

kemudian dirumah Ibu membacakanku sebuah terjemahan dari QS Al Baqoro 127 (jika kamu menampakkan sedekahmu** ,maka itu baik sekali , dan jika kau menyembunyikannya***,dan kamu berikan kepada orang2 kafir , maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu .Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan2 mu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan

**) Menampakkan sedekah supaya dicontoh orang lain
***)menyembunyikan sedekah itu lebih baik dari menampakkannya karena menampakkan itu dapat menimbulkan Riya'pada diri si pemberi dan dpt menyakiti hati orang yang diberi.

jadi itulah., kemudian kupikir g ada salahnya belajar memberi sebisa aku., nah karena aku bisa sedikit gambar, jadi aku barter aja gambar aku dengan senyuman mereka, tapi ga sering juga ngejual gambar gambar yang sebagian uangnya aku sisihkan buat teman teman kosan yang sedang kesulitan ekonomi .ternyata itu lebih baik untuk mengeluarkan senyuman mereka.,menunda rasa rindu mereka kepada keluarga di kampung halaman.

jadi itulah sedikit pemberian dari saya, meski sedikit tetapi apakah arti banyak kalau tak diresapi, toh memberi tak harus dikenal siapa yang meberi " Jadi teringat pesannya Abdullah Khoirul Azzam dalam KCB2, bahwa tempe itu dikenal rasanya enak tak peduli siapa yang membuatnya..

ok sudah panjang lebar nih , semoga teman teman bisa mengambil hikmah dari cerita GIVING saya ini..

Semoga Berkah "Amin"

Selasa, 06 Juli 2010

Hari Hari Menjadi Pak Dhe

hari hari menjadi pak Dhe, menyenagkan, seru, bisa ngasih sedikit cerita sekaligus sentilan kpd keponakan tentang dunia perkapalan.progress kapal kayu di Indonesia.
Lega, ternyata masih ada yang peduli, masih ada yang cinta terhadap nasib bangsa kita., masih ada saja kisah yang menceritakan addu kekuatan antara kapal ini dan itu, masih ada yang mau menyimpan bangkai kapal untuk dijadikan aset, cagar budaya, bukti ketangguhan nenek moyang kita dulu.

Diri Pak Dhe yang sebenarnya ternyata selalu berbisik agar keponakan kesayangannya bisa menjadikan profesinya sekarang sebagai apa yang selama ini iya imani, apa yang ia tangguhkan, dan apa yang telah ia impikan sejak kecil.

sebenarnya masih banyak yang ingin aku bagikan, tetapi segini juga sudah bersyukur.
semoga panjang umur
sekiraanya yang menurut hati kecilmu berguna maka kerjakanlah.

senang berjumpa denganmu lagi, mendengar keceriaanmu.,pura pura g tau nomor hp pak dhe, ngerjain pak dhe malem malem., ngagetin dengan sms nya yang ternyata ingin berbagi kemenangan
fiuh., nduk nduk..:)

pesan pak Dhe.
Anak gadis kini mulai belajar setia, Jejaka kini memegang tanggung jawab,
(semoga kau tahu maknanya)
jd jgn salah paham.

Rahasia Lisan Segar & Wangi

Buat teman teman aku., buat adik adik, kakak kakak aku, buat keponakan aku, buat diriku pribadi, agar lisan ini senantiasa berbau harum oleh perkataan yang keluar, agar tidak ada lagi tersayat hati oleh perkataan yang kita dengar.
ada sedikit resep. insyaallah manjur

Al Qur'an Surat Toha ayat 25-28
TANPA EFEK SAMPING
BISA DIAMALKAN SEUMUR HIDUP
BIAYA "GRATIS"
(semoga lekas sembuh)